Bala bantuan Malaikat pada Perang Badar. Perang Badar mencatat salah satu mukjizat terbesar yaitu dukungan dan kemenangan kepada kaum Muslimin sejari. Dalam peperangan ini, Allah telah mendukung kaum Muslimin dengan mengirim Malaikat yang ikut berperang bersama mereka, Hakikat ini telah disebutkan secara tegas oleh al-Qur'an dan as-Sunnah.
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam pingsan beberapa saat di dalam kemahnya kemudian sadar kembali lalu berkata kepada Abu Bakar, "Hai Abu Bakar, bergembiralah, pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah datang kepadamu. Itulah Jibril memegang tali kekang dan menuntun kudanya."115)
Turunnya para Malaikat untuk berperang bersama kaum Muslimin hanyalah merupakan peneguhan hati kaum Muslimin dan jawabannya secara empiris (istijabah hissiyah) terhadap istighatsah (permohonan pertolongan) demi menghadapi peperangan pertama di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala melawan musuh yang jumlahnya tiga kali lipat. Sesungguhnya, kemenangan itu semata-mata datangnya dari Allah Subahanahu wa Ta'ala. Para Malaikat itu sendiri tidak memiliki pengaruh secara langsung (ta'tsir dzati). Sebagai penjelasan terhadap masalah inilah, Allah berfirman menejalsakan turunya Malaikat.
"Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan Malaikat) melainkan sebagai kabar gembira dan agar harimu menjadi tentram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya, Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."(al-Anfal [8]:10)
Kehidupan barzakh bagi orang mati. Berdirinya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam di mulut sumur seraya menyebutkan dan memanggil nama mayat-mayat kaum musyrikin dan mengajaknya berbicara, juga jawaban Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallamterhadap pertanyaan Umar radhiyallahu 'anhu pada saat itu, merpakan dalil yang tegas bahwa orang-orang yang sudah meninggal memiliki kehidupan rohani secara khusus; kita tidak mengetahui hakikat dan kaifiatinya. Hal ini juga menunjukkan bahwa roh-roh orang yang telah meninggal tetap berada disekitar jasad mereka. Dari sinilah kita dapat menggambarkan adanya siksa kubur dan kenikmatannya. Hanya saja tidak dapat diketahui oleh akal dan indera kita di dunia ini karena kehidupan rohani tersebut termasuk apa yang disebut 'alamul malakut (alam ghaib) yang tidak dapat dijangkau oleh indera dan pengalaman rasio yang bersifat empiris. Mengimaninya adalah jalan satu-satunya untuk bisa menerima hakikat ini setelah semua dalilnya sampai kepada kira melalui sanad yan shahih.
Ket :
115) Bukhari juga meriwatkannya dengan lafal yang hampir sama dengannya bahwa nabi Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda pada perang Badar "Ini adalah Jibril sedang menuntun kudanya yang membawa alat perang." Lihat Shahihul Bukhari, 5/14
0 komentar:
Posting Komentar